anastasia0107

Just another WordPress.com site

Resensi Film: Why Him?

Ini Laird. Laird berpacaran dengan Stephanie.

Ini Ned. Ayah Stephanie. Ned baru mengetahui Stephanie dan Laird berpacaran saat Ned merayakan ultah ke-55nya. Saat Stephanie sedang video call dengan ayahnya, tiba-tiba Laird masuk ke dalam kamar Stephanie dan telanjang. Sungguh kesan pertama yang terlupakan bagi Ned. 😂

Laird mengundang keluarga Stephanie untuk merayakan Natal bersamanya. Laird menyambut keluarga Stephanie dengan hangat. Ciuman yang hangat. Ned, ” Wtf, you kiss my wife in front of me?”. 😒

Laird memamerkan tatto terbarunya kepada keluarga Stephanie. Sepertnya hanya Scottie, adik Stephanie yang suka dengan tatto Laird. Ned sangat shock melihat kelakuan Laird. 🤣

Ned menyatakan ketidaksukaannya terhadap Laird kepada Stephanie. “Steph, kamu cantik, ngga bisa gitu kamu ndapetin cowok yang bener? jangan-jangan kamu dijampi-jampi sama dia?” “Ngga kok yah. Laird tajir dan baik juga kok.” ” Kan masih banyak cowok cakep, tajir, dan ngga suka telanjang dada, ngomong kasar, dan tattoan kan Steph?”

Setelah pembicaraan Ned dan Stephanie selesai, giliran Laird yang datang menemui Ned dan bilang bahwa dia akan melamar Stephanie pada saat Natal nanti. Tentu saja Ned menolak rencana Laird. Gila apa, punya menantu kayak Laird? 🤦‍♂️

Laird mengundang keluarga Stephanie ke acara pesta Natal bersama koleganya. Ada Elon Mask juga. Laird berencana untuk membantu Ned yang sedang ada masalah keuangan di perusahaannya. Namun itu justru membuat Ned marah. “Lu kira gue ga bisa nyelesein masalah gue sendiri?” Mungkin gitu pikiran Ned.

Malam berikutnya, Ned berusaha menyelidiki bisnis Laird di kantor Laird. Eh, malah Ned jadi ngga sengaja menyaksikan anak gadisnya bercinta dengan Laird di depan matanya sendiri. “Oh Tuhan, apa salahku, kudu ngeliat anakku bercinta dengan si kampret itu”, pikir Ned.

Ned berantem dengan Laird malam itu, yang membuat Stephanie marah. ” Kalian kayak anak kecil aja!” Ned kemudian memutuskan pulang ke rumahnya. Ngga jadi Natalan di rumah Laird.

Laird berusaha memperbaiki kesalahannya. Dia ngajak Stephanie ke rumah Ned untuk berbaikan dengan Ned. Ned akhirnya mau berbaikan dengan Laird. Natal memang harus dibuat hepi kan yaaa… 😊

Laird melancarkan aksinya untuk melamar Stephanie. Dibantu dengan KISS. Usaha mendatangkan KISS saat lamaran ternyata tidak mampu membuat Stephanie mau menerima lamaran Laird. Laird sedih.

Eh tapi, walau Stephanie menolak lamaran Laird, dia masih tetep pengen pacaran sama Laird, cuma belum mau nikah aja. Masih muda, masih mau mengejar cita-citanya biar bikin ortunya bangga. Anak yang baik. 😃 Keluarga Stephanie akhirnya mau menerima Laird. Laird jadi punya keluarga baru nih. Duh senangnyaaa… Laird dan Ned akhirnya membuat bisnis bersama, bikin toilet! Bagus, hubungan yang saling menguntungkan. 😁

Jika kalian ingin menonton film yang santai di waktu luang kalian, tanpa perlu mikir banyak, dan butuh film yang ngga menye-menye, kalian bisa nonton film ini.

Judul: Why Him?

Release: 2016

Sutradara: John Hamburg

Pemain: James Franco, Bryan Cranston, Megan Mullally, Zoey Deutch, Cedric the Entertainer, Griffin Gluck, Keegan-Michael Key.


Modern love (TV Series)

modern-love.jpg

Saya tertarik menonton film seri Modern Love karena di twitter banyak yang merekomendasikan untuk menonton film ini seri. Akhirnya saya menonton film seri ini, yang terdiri atas 8 episode. Dari 8 episode tersebut, beberapa episode yang membuat saya terkesan.

Episode 1 (When The Doorman is Your Main Man)

episode 1

” Ours was a common and unsung friendship, that between women living in New York, single and alone, and the doormen who take care of them, acting as gatekeepers, bodyguards, and father figures.”

Episode ini menceritakan tentang kisah seorang cewek bernama Maggie dan penjaga pintu apartemen yang dia huni bernama Guzmin. Sebagai seorang penjaga pintu, Guzmin sangat perhatian terhadap Maggie, bukan perhatian seperti seseorang yang jatuh cinta, namun lebih kepada rasa sayang kepada sahabat. Setiap Maggie pulang bersama cowok ke apartemennya, Guzmin akan memberikan penilaian melalui perilakunya, apakah ia menyukai cowok itu atau tidak. Maggie merasa terganggu dengan bentuk perhatian Guzmin.

Suatu hari Maggie mengalami kejadian, dia hamil. Guzmin membantu Maggie melewati masa kehamilannya hingga melahirkan. Kemudian Maggie pergi ke kota lain karena ada tawaran pekerjaan. Beberapa tahun kemudian ia kembali ke kota asalnya, dan memperkenalkan anak dan pacar barunya kepada Guzmin. Dan Guzmin terlihat menyetujui cowok pilihan Maggie tersebut.

Episode 2 (When Cupid is a Prying Journalist)

episode 2

“I tossed out one last question:”Have you ever been in love?. ” No one, he said, had ever asked him that in a interview.” “Yes.” he finally answered. “But I didn’t realize it until it was too late.” Then he asked me to turn off my recorder. I hit stop.

Episode ini merupakan salah satu episode favorit saya. Episode ini menceritakan tentang Joshua yang sedang melakukan wawancara dengan Julie tentang aplikasi dating yang dia buat. Jurnalis tersebut menanyakan apakah Joshua pernah jatuh cinta? Dari pertanyaan inilah cerita dimulai. Ternyata Joshua pernah mengalami cinta pada pandangan pertama dengan cewek bernama Emma. Ia merasa Emma adalah cinta sejatinya. Hingga pada suatu hari Emma mengaku padanya bahwa ia pernah berselingkuh dengan mantan pacarnya. Joshua marah, lalu pergi meninggalkan Emma. Beberapa tahun kemudian, Joshua tak sengaja bertemu kembali dengan Emma, yang kini telah bertunangan. Joshua merasa bahwa sudah terlambat untuk mengatakan pada Emma bahwa ia masih mencintai Emma.

Julie yang mendengarkan cerita Joshua berkata bahwa kesempatan itu masih ada. Julie meminta Joshua untuk mengatakan perasaannya pada Emma. Julie menceritakan kisah cintanya di masa lalu. Dulu ia bertemu dengan cowok, yang ia rasa adalah cinta sejatinya. Namun suatu kejadian membuat ia mengubur perasaannya. Saat ia dan cowok tersebut berencana untuk bertemu di Paris, namun ternyata si cowok tidak pernah muncul. Setelah 17 tahun berlalu, saat Julie sedang mempromosikan bukunya, ia bertemu kembali dengan si cowok. Akhirnya ia tahu kenapa si cowok tidak menemuinya. Buku yang diberikan Julie kepada si cowok yang ada alamat tempat mereka bertemu hilang dicuri orang. Mereka menghabiskan waktu seharian untuk mengenang kisah cinta mereka. Kemudian mereka kembali ke keluarga masing-masing. Ada narasi yang sangat saya sukai di episode ini:

“Terkadang kita menyadari bahwa cinta sejati dalam bentuk absolutnya memiliki banyak tujuan dalam hidup. Bukan cuma tentang melahirkan anak ke dunia, percintaan, belahan jiwa, atau bahkan teman seumur hidup. Cinta yang kita miliki di masa lalu, tak selesai, tak teruji, cinta yang hilang. Tampak begitu mudah, kekanakan, bagi kita yang memilih untuk menikah. Namun sebenarnya, itu adalah hal yang paling kuat dan murni.”

Di akhir cerita, Joshua akhirnya bertemu kembali dengan Emma, dan mereka menjalin hubungan kembali.

Yang menarik bagi saya justru adalah kisah Julie. Ternyata setelah bertemu dengan cowok di masa lalunya, ia menyadari bahwa ia tidak bahagia dengan pernikahannya. Ia bercerai dengan suaminya. Lalu menjalin hubungan yang baru, dan ia jauh lebih merasa bahagia. Sedangkan cowok di masa lalunya, setelah bertemu dengan Julie, ia kembali ke keluarga yang telah lama ia abaikan, karena memang pada awalnya ia menikah bukan karena cinta. Namun karena ia tidak mau kehilangan cinta lagi setelah ia kehilangan Julie. Setelah Julie menolaknya saat mereka bertemu kembali, ia mencoba untuk menjadi suami dan ayah yang baik bagi istri dan anaknya.

Episode 3 (Take Me as I Am, Whoever Who I Am)

episode 2

“My personal life was another story. In love there’s no hiding. You have to let someone know you who you are, but I didnt have a clue who I was from one moment to the next.”

Episode ini menceritakan tentang kehidupan Lexi yang menderita bipolar, kondisi yang menyebabkan ia mengalami perubahan psikologis yang tiba-tiba depresi dan tiba-tiba ceria dalam waktu yang tidak bisa ia kontrol. Dengan kondisinya tersebut, kisah percintaan dan karirnya bermasalah. Lexi tidak pernah terbuka kepada orang-orang disekitarnya perihal kondisinya, sehingga sebagian besar menganggap Lexi tipe orang yang aneh dan tidak profesional dalam bekerja.

Hingga suatu saat, Lexi mencoba terbuka dengan rekan kerjanya. Ternyata rekan kerjanya sangat mengerti dengan kondisi Lexi, dan mendukung untuk selalu ada di sisi Lexi, baik dalam kondisi ceria maupun depresi. Lexi mulai membuka diri kepada orang lain mengenai bipolarnya, menceritakan kepada orang-orang yang dahulu pernah ia kecewakan, termasuk mantan- mantannya. Tanggapan dari mereka membuat Lexi kaget, karena ternyata mereka jadi lebih memaklumi kondisi Lexi dan tidak membenci Lexi. Di akhir cerita, saat Lexi mencari teman kencan di sebuah aplikasi kencan, ia menulis kondisi dirinya yang bipolar sehingga orang-orang bisa tahu bagaimana ia saat di kondisi baik maupun buruk.

Episode 4 (Rallyng to Keep The Game Alive)

episode 4

We rallied, not wanting the adrenaline determination to win at all cost, but with the patience and control that come with not wanting it to be over: not the summer, not our son’s childhood, not this game, ever.

Episode ini menceritakan tentang kehidupan pernikahan Sarah dan Dennis. Pernikahan mereka yang telah dikarunia dua orang anak sedang berada dalam titik jenuh. Hal yang banyak dialami oleh pasangan yang telah lama menikah. Hal-hal dari pasangan yang tadinya bisa mereka toleran, tiba-tiba menjadi hal yang paling menjengkelkan bagi mereka. Akhirnya mereka pergi ke konsuling pernikahan agar mereka tetap dapat mempertahankan pernikahan mereka. Akhirnya dengan komunikasi dan usaha keras mereka berdua (tidak dari satu pihak saja), hubungan mereka perlahan-lahan mulai membaik.

Episode 5 (At the Hospital, an Interlude of Clarity)

episode 5

This is never a good time to fall of your couch onto a martini glass and begin losing a dangerous amount of blood, but having this happen in the middle of promising date is an especially bad time.

Episode ini menceritakan tentang Rob yang menunggu cewek yang ia kenal dari aplikasi kencan online di sebuah restoran. Namun cewek tersebut tidak muncul. Di saat Rob marah dan hendak pergi dari restoran, ia bertemu dengan Yasmine. Yasmine menawarkan diri menjadi teman kencan Rob. Akhirnya mereka berkencan. Suatu hari di kencan kedua mereka di rumah Rob, Rob terluka kena pecahan kaca yang mengharuskan dia dioperasi jahit tangan dan menginap di rumah sakit selama 6 jam. Yasmine ikut menemani Rob. Sambil menunggu Rob bisa keluar rumah sakit lagi, mereka saling bertukar cerita tentang kehidupan percintaan mereka. Saat mereka keluar dari rumah sakit, mereka merasa sangat dekat, saling mengenal satu sama lain. Dan mereka memulai hubungan mereka sebagai pasangan kekasih.

Terkadang, kita memiliki pasangan yang telah bersama kita lama sekali, namun diantara mereka tidak ada saling keterbukaan. Mereka tidak mengenal satu sama lain secara mendalam. Dan terkadang kita baru saja berkenalan dengan seseorang, namun kita seperti sudah merasa kenal lama, mudah sekali bagi kita untuk bercerita tentang kehidupan kita, isi hati kita.

Episode 6 (So He Looked Like Dad. It was Just Dinner, Right?)

episode 6

He was very handsome. He wore gray turtleneck sweaters and smelled like mint aftershave and old books. He was 55 and recently divorced for second time. He was my father. He wasn’t really my father.

Episode ini menceritakan tentang seorang remaja bernama Maddy yang tertarik dengan salah satu karyawan di kantor tempat ia bekerja bernama Peter. Peter mengingatkan Maddy akan ayahnya yang telah tiada. Maddy berusaha menarik perhatian Peter. Akhirnya mereka melakukan makan malam bersama dan saling berbagi cerita. Maddy merasa seperti mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah yang ia dambakan, yang tidak ia dapatkan dari ayah kandungnya sendiri. Peter bahkan membantu Maddy memperbaiki kamar mandi yang rusak, menemani ke dokter, dan pergi ke kebun binatang bersama. Di kebun binatang, mereka bertemu dengan anak dan cucu Peter yang juga sedang ada disana. Peter nampak kikuk dan berusaha menghindari mereka, namun akhirnya terpaksa menyapa karena cucunya menghampirinya. Maddy sendiri justru nampak senang bertemu dengan anak dan cucu Peter.

Suatu hari Peter membelikan Maddy sebuah jaket mahal. Kemudian saat Peter hendak mencium Maddy, Maddy marah. Rupanya Peter salah sangka dengan sikap Maddy, ia mengira Maddy jatuh cinta padanya. Akhirnya Maddy meninggalkan Peter sendirian. Beberapa minggu kemudian, Peter mengajak Maddy bertemu dan berkata bahwa ia mengambil cuti panjang, pergi dari kantor untuk jangka waktu yang cukup lama.

Untuk pertama kalinya, Maddy melihat Peter menangis. Maddy berkata,” Bukankah kamu terlalu tua untuk menangis?”. Kemudia Peter berkata,”Kenapa aku tak boleh menangis dan emosional soal ini? Hanya karena aku lebih tua? Bodoh sekali mengira orang lebih tua selalu punya kendali. Sama saja. Kita berusaha mencari tahu.”

Peter berkata bahwa Maddy merupakan anak yang diidamkan oleh semua ayah. Saat Peter pergi, Maddy merasa bahwa ia sudah mulai bersikap dewasa dalam hidupnya.

Episode 7 (Hers was a World of One)

episode 7

There was no guarantee that doing an open adoption would get us a baby any faster… In fact, our agency warned us that. as a gay male couple, we might be in for a long wait.

Episode ini menceritakan tentang sepasang keluarga Gay, Andy dan Tobi, yang sedang berjuang untuk bisa mengadopsi anak. Hingga akhirnya agensi mereka mempertemukan mereka dengan seorang remaja bernama Karla, seorang homeless yang tinggal berpindah-pindah kota. Karla merasa Tobi dan Andy cocok menjadi ayah anaknya, dan ia berjanji di akhir semester kehamilannya, ia akan kembali ke kota tempat Andy dan Tobi tinggal untuk melahirkan.

Karla benar-benar datang. Ia tinggal sementara di apartemen Andy dan Tobi. Namun kehadiran Karla dan perilaku Karla sering membuat Andy dan Tobi ribut sendiri. Bahkan Karla juga berani membawa pria menginap dan melakukan seks di apartemen Andy dan Tobi. Hingga akhirnya, waktu untuk melahirkan Karla tiba. Setelah melahirkan Karla berkata bahwa setelah ia tinggal bersama Andy dan Tobi, ia merasa bahwa mereka berdua memang layak untuk menjadi orangtua bagi anaknya.

Episode 8 (The Race Grows Sweeter Near Its Final Lap)

episode 8

Old love is different. In our 70s and 80s, we had been through of life’s ups an down to know who we were, and we had learned to compromise. The finish line was drawing closer.

Episode ini menceritakan tentang Kisah cinta Margot dan Kenji. Mereka bertemu saat mereka sudah sama-sama tua, sudah memiliki anak dan cucu. Margot sedang melakukan aktivitas lari bersama temannya. Kenji muncul, dan mereka mulai sering berlari bersama. Kenji telah ditinggal mati istrinya enam tahun yang lalu. Ia masih takut menjalani hubungan kembali karena takut dengan rasa kehilangan. Pelan-pelan Margot mampu membuat Kenji menemukan kembali cinta yang hilang di hatinya. Margot dan Kenji menjalani hidup penuh cinta, hingga akhirnya Kenji meninggal karena sakit jantung.

Di acara pemakaman Kenji, Margot menceritakan kisahnya dengan Kenji, “Pada usia kami, ‘Sampai maut memisahkan kita’ bukanlah suatu komitmen besar. Old love memang berbeda, mungkin lebih realistis. Saat kami bertemu, kami sudah melalui banyak hal dalam hidup. Kami telah belajar cara mengalah, kami pernah melalui kehilangan dan kesalahan, dan kami merasa jika hubungan ini gagal, kami akan sanggup melaluinya juga. Aku kurang yakin soal itu…”

” old love memang berbeda, tetapi juga sama. Karena kami melakukan semua yang dilakukan pasangan muda. Kami sering berkata satu sama lain,”Kita sungguh beruntung.” Dan itu benar.

Di akhir cerita, penonton disajikan untaian kisah-kisah terdahulu dari masing-masing episode Modern Love menjadi terkait satu sama lain.

Dari delapan kisah tersebut, mana yang paling dekat dengan kisah cinta anda? Kalau saya episode 2,3, 5, dan 8. 🙂

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Resensi Film: The Killing of a Sacred Deer

Jika anda pernah menonton film The Lobster dan menyukainya, mungkin ada akan menyukai film The Killing of a Sacred Deer. Kedua film tersebut diproduseri  oleh Yorgos Lanthimos, naskah dibuat oleh  Yorgos Lanthimos bersama Efthymis Filippou. Jika The Lobster merupakan  black comedy film,  The Killing of a Sacred Deer merupakan psychological horror film.

Alasan saya pribadi untuk menonton film The Killing of a Sacred Deer, karena ada Colin Farrell 🙂 . Bagi saya, karakter ataupun peran yang dimainkan oleh Colin Farrell di setiap filmnya beragam, jadi ngga ngebosenin.

Kali ini  Colin Farrell berduet dengan Nicole Kidman. Chemistry keduanya cukup baik menurut saya. Mereka main bersama kembali di film The Beguiled.

Film The Killing of a Sacred Deer menceritakan tentang seorang dokter bedah jantung bernama Stephen yang hidup harmonis bersama istri dan kedua anaknya. Kehidupan mereka berubah setelah kedatangan Martin, seorang anak berusia 16 tahun di keluarga mereka.

Siapa Martin? Mengapa keberadaannnya mampu mengubah kehidupan keluarga Dokter Stephen? Di pertengahan film latar belakang sosok Martin terungkap. Martin adalah anak dari salah satu pasien Dr Stephen. Ayah Martin meninggal di meja operasi, saat Dr Stephen mengoperasinya. Martin mengetahui ternyata sebelum mengoperasi, Dr Stephen sempat minum minuman keras. Kematian ayahnya dianggap karena keteledoran Dr Stephen.

Kesalahan Dr Stephen akhirnya berimbas pada keluarganya, terutama kedua anaknya. Martin ternyata memberikan ‘kutukan’ kepada keluarga Dr Stephen, berupa empat tahap kematian: kelumpuhan, tidak mau makan, darah keluar dari mata, dan tahap terakhir adalah kematian. Untuk menghilangkan ‘kutukan’ tersebut, Dr Stephen harus membunuh salah satu keluarganya.

Awalnya Dr Stephen tidak mau mempercayai hal-hal diluar logika tersebut, saat satu persatu tahap kutukan tersebut terjadi pada kedua anaknya, mau tidak mau Dr Stephen mempercayainya. Apalagi setelah salah satu anaknya telah mencapai tahap ketiga sebelum kematian: darah keluar dari mata. Apakah Dr Stephen tega membunuh salah satu keluarganya? Siapa yang akhirnya nanti dibunuh oleh Dr Stephen? Anda akan tahu di akhir cerita.

Kisah dari film  The Killing of a Sacred Deer terinspirasi dari kisah mitologi dewa dewi Yunani, yaitu kisah tentang Raja Agamemnon yang membunuh salah satu rusa kesayangan Artemis yang membuat Artemis marah dan meminta Agamemnon mengurbankan putrinya.

 

“Setiap hal yang kita lakukan dalam hidup kita akan selalu ada konsekuensinya. Setiap kesalahan yang kita lakukan selalu akan memberi dampak pada orang – orang disekitar kita. Terkadang manusia mempermainkan keadilan duniawi, namun keadilan sejati tidak dapat dipermainkan. ”

 

 

Resensi buku: Forgotten Colors

valiant

Sebagai penggemar karya Valiant Budi Yoga, tentu saja saya tidak akan melewatkan novel terbarunya, Forgotten Colors. Apalagi novel ini terinspirasi dari kisah pribadi Valiant saat mengalami strok.

Novel ini mengisahkan tentang kehidupan Arka yang terserang strok di usia 28 tahun. Arka mencoba mencari jawaban mengapa hal itu bisa terjadi pada dirinya, mencoba berdamai dengan rasa sakit, mengingat kembali beberapa memori yang hilang dari ingatannya. Bukan hal yang mudah tentu saja.

Buku ini menjadi hal yang personal bagiku, terutama untuk beberapa bagian yang diceritakan dalam novel Forgotten Colors. Di beberapa bab yang menceritakan rasa sakit yang dialami Arka, membuatku ikut menitikkan airmata. Teringat akan kisah almarhum ayah dan suami yang pernah mengeluhkan hal yang sama saat mereka sakit. Dan saya tidak bisa berbuat banyak selain hanya bisa mendengarkan  dan membesarkan hati mereka. Terkadang saya iri dengan Gelia, orang terdekat Arka, yang bisa menghadapi kondisi Arka dengan lebih ceria dibandingkan saya.

Hal yang cukup unik dari novel ini salah satunya bagaimana Arka menyebutkan karakter atau tokoh yang muncul dalam novel ini  dengan julukan seperti: Si Lelaki Gemuk Merah, Si Lelaki Berjas Putih, Si Perempuan Cadel.

Oya, Terimakasih Valiant, di bab 13: Rumah Sakit Kembali, Valiant memberikan bonus beberapa tips minuman sehat yang bisa saya praktekkan di rumah. 🙂

Mengikuti kisah Arka, membuat saya ikut larut dalam petualangan Arka, baik yang nyata maupun hanya halusinasinya saja. Bagaimana akhir petualangan Arka? Saya anjurkan anda membacanya sendiri… 🙂

Judul buku: Forgotten Colors

Pengarang: Valiant Budi Yoga

Penerbit: Gagas Media

Tahun: 2017

Tebal: 257 halaman

 

 

 

 

 

My Journey: Savana Bekol Taman Nasional Baluran Banyuwangi

bekol1

Setelah mendaki Kawah Ijen, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan kami ke Taman Nasional Baluran. Taman Nasional Baluran berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo. Taman Nasional Baluran memiliki luas sekitar 25.000 Ha.

Saat memasuki gerbang masuk Taman Nasional Baluran, kami beristirahat sejenak  sambil berfoto-foto setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam. Tiket masuk di Taman Nasional Baluran pada hari libur cukup murah, Rp7500 untuk turis domestik dan tiket masuk kendaraan roda 4, Rp10.000.

bekol2

Setelah beristirahat sejenak dan membayar tiket masuk, kami melanjutkan perjalanan memasuki Taman Nasional Baluran. Tujuan utama kami di Taman Nasional Baluran adalah ke Savana Bekol. Selain Savana Bekol terdapat tempat wisata lain di Taman Nasional Baluran antara lain Pantai Bama,

Sebelum memasuki Savana Bekol yang berjarak sekitar 12 km dari pintu masuk utama, pengunjung akan melewati Evergreen forest. Tumbuhan di evergreen forest selalu hijau sepanjang tahun. Kami membuka kaca jendela mobil untuk menikmati udara segar di evergreen forest.

bekol3

Setelah melewati evergreen forest, akhirnya kami sampai ke Savana Bekol. Karena saat kami kesana bukan saat kemarau, maka tanaman di Savana Bekol berwarna hijau. Jika datang pada saat kemarau, kita akan disajikan padang gersang dan tanaman serta rumput berwarna coklat yang mirip dengan savana di Afrika.  Saat turun dari mobil, langsung terasa hembusan angin sepoi-sepoi dan udara segar. Rasanya jadi ingin menggelar tikar di rumput dan tidur disana 🙂

bekol4

Luas Savana Bekol sekitar 300 ha. Jika beruntung, di Savana Bekol kita akan dapat melihat rombongan rusa, banteng, kerbau, dan merak. Namun yang paling sering terlihat adalah monyet ekor panjang. Saat kami kesana, kami hanya bisa melihat rombongan rusa dan monyet ekor panjang. Sepertinya hewan lainnya masih asyik di dalam hutan, tidak mau keluar berkenalan dengan kami 🙂

 

bekol6

Oya, di Savana Bekol tempat yang menjadi lokasi syuting video klip Raisa, Jatuh Hati. Sejak digunakan untuk syuting video klip lokasi tempat syutingnya jadi incaran banyak pengunjung untuk berfoto, terutama pohon tempat syutingnya. Selain pernah dijadikan syuting video klip Jatuh Hati, Savana Bekol juga pernah dijadikan tempat syuting hijab traveler. Saya berharapnya sih Savana Bekol juga digunakan syuting untuk video klip penyanyi internasional juga (saya berharap coldplay, linkin park, Adele syuting video klip lagu mereka di sini 🙂 ), biar makin dikenal dan makin banyak pengunjung ke Taman Nasional Baluran. Tapi ya semoga peningkatan jumlah pengunjung juga diikuti peningkatan kenyamanan, keamanan dan fasilitas umum bagi pengunjung.

bekol7

bekol8

Di Savana Bekol, kita juga dapat melihat pemandangan dari atas gardu pandang setinggi 30 meter.  Pemandangan yang dapat di lihat dari atas sangat indah. Selain savana, hutan tempat satwa tinggal, kita juga dapat melihat Gunung Baluran.

bekol5

bekol9

bekol10

bekol11

bekol12

Dalam perjalanan pulang dari Savana Bekol kami mampir sebentar ke Pantai Bama. Jika ingin ke pantai Bama, waktu terbaik adalah di pagi hari saat laut pasang. Di sore hari laut surut, sehingga pemandangannya kurang bagus. Apalagi sampah-sampah terlihat di tepi pantai yang surut.

bekol13

Perjalanan saya dan teman-teman ke Taman Nasional Baluran sangat menyenangkan. Jika kalian belum pernah kesana, saya sangat merekomendasikan Taman Nasional Baluran untuk dikunjungi. Selain Savana Bekol dan Pantai Bama masih banyak lagi tempat-tempat  Taman Nasional Baluran yang bisa di eksplore. Sayang, waktu yang terbatas membuat saya tidak bisa mengeksplore semua tempat wisata Taman Nasional Baluran.

bekol14

“Wherever you go becomes a part of you somehow”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

My journey: Kawah Ijen Banyuwangi

kawah ijen

Kawah Ijen yang berada pada ketinggian 2.443 mdpl telah menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Banyuwangi. Fenomena Blue Fire menjadi salah satu daya tarik wisata Kawah Ijen. Untuk bisa menyaksikan blue fire, pengunjung harus mulai melakukan pendakian sekitar jam 1 – 2 pagi. Pintu masuk Kawah Ijen mulai dibuka pada pukul 1 pagi. harga tiket masuk di Kawah Ijen Rp 5000 di hari biasa dan Rp 7500 di hari libur (belum termasuk biaya parkir, bawa video,sewa alat/pemandu, dll).

Untuk naik ke kawah Ijen, ada beberapa peralatan yang perlu disiapkan dan dibawa, antara lain: senter, masker (karena sewaktu-waktu asap belerang bisa turun), jaket dan sarung tangan (suhu di puncak cukup dingin). Jika kita menggunakan jasa pemandu untuk naik ke atas, maka peralatan seperti senter dan masker sudah termasuk dalam paket tersebut.

Karena saya dan teman-teman naik ke Kawah Ijen di hari libur (weekend), jumlah pengunjung yang naik ke Kawah Ijen cukup banyak. Parkiran kendaraan juga penuh. Jarak yang ditempuh dari tempat parkir ke puncak sekitar 3 km yang ditempuh sekitar 2 jam. Perjalanan 1,5 km pertama didominasi dengan medan yang menanjak, dengan kemiringan sekitar 25% – 35%. Walau udaranya dingin, namun karena perjalanan cukup menanjak, cukup membuat kami keringatan juga. Rasanya ingin melepas jaket dan sarung tangan. Namun jika dilepas, kami kedinginan. Jadi serba salah. he he he. Perjalanan 1,5 km selanjutnya lebih banyak medan yang landai. Oya, jika lelah mendaki, disana juga ada pos pemberhentian untuk istirahat.

Saat mendaki ke puncak, teman-teman seperjalanan saya sangat beragam. Ada keluarga dengan anak-anak  (sekitar usia 7-10 tahun), rombongan remaja, rombongan orang tua, turis asing dari beberapa negara (Perancis, Turki, Malaysia, Rusia, Kanada, Thailand, Jepang, Singapura, Inggris).

Dalam mendaki, saya termasuk kategori ‘alon-alon asal tekan puncak’ :). Lebih sering di dahului oleh pendaki lainnya, dibanding mendahului. Apalagi  dengan kondisi kaki yang baru sembuh dari cedera, serta badan yang sempat kekurangan gula saat 1 km mendaki, dan saya lupa membawa ‘doping’ gulanya. Untung banyak pendaki yang menolong, memberi permen dan madu, sehingga saya tetap bisa melanjutkan perjalanan ke puncak Kawah Ijen.

kawah ijen1

Saat saya mendaki kawah ijen bersama teman-teman, sekitar 800m mendekati puncak Kawah Ijen tiba-tiba turun kabut belerang. Terpaksa kami berhenti dulu cukup lama (15-20 menit) sampai kabut belerang hilang atau berganti arah. Saat kabut belerang turun, kami menggunakan masker, namun bau belerang masih cukup terasa. Ya setidaknya maskernya mengurangi bau belerang yang menyengat dan membuat sesak nafas. Oya, saat kabut belerang lewat, sebaiknya kita menutup mata karena cukup membuat perih di mata. Beberapa pengunjung ada yang tidak melanjutkan perjalanannya karena tidak kuat dengan bau belerangnya. Memang butuh kesabaran jika ingin bisa mencapai puncak saat kabut belerang datang.

IMG_1682

Kawah belerang berwarna biru (makin pagi makin besar apinya dan warna birunya)

Akhirnya setelah melewati rintangan kabut belerang, sekitar jam 4 pagi kami sampai juga ke puncak Kawah Ijen. Beberapa pengunjung ada yang turun ke kawah belerang, dan ada yang hanya menyaksikan blue fire dari atas. Saya termasuk kategori yang kedua. 🙂  Api biru belerang di lahan seluas 5ooo ha makin terlihat indah saat menjelang matahari terbit. Warna birunya makin terlihat dan apinya makin besar.

Setelah puas menonton fenomena blue fire, saya dan teman-teman merapat ke api unggun yang dibuat oleh beberapa pengunjung yang naik ke Kawah Ijen. Semakin lama semakin banyak pengunjung yang merapat ke api unggun, karena udara cukup dingin.

Menjelang matahari terbit, saya dan teman-teman mencari spot yang lebih nyaman untuk menyaksikan fenomena blue fire yang makin redup dan menghilang saat matahari terbit. Beberapa pengunjung asyik berfoto-foto, namun kami lebih memilih untuk duduk diam menikmati  terbitnya matahari dan menghilangnya fenomena blue fire di pagi hari di kawah seluas 20 km dan dinding kaldera setinggi 300 – 500 m. Sungguh moment yang sangat indah.

kawah ijen2

Pengunjung yang turun ke kawah blue fire (sudah padam saat matahari terbit) belerang

kawah ijen3

Pengunjung dan penambang berbaur di kawah belerang

Banyaknya pengunjung yang turun ke kawah belerang di bawah membuat cahaya blue fire tidak terlalu terlihat karena terhalang cahaya senter pengunjung. Pengunjung yang ke bawah berbaur dengan penambang belerang. Penambang belerang hanya menggunakan alat sederhana berupa alat panggul untuk membawa belerang dari puncak kawah belerang ke pos penimbangan.

kawah ijen4

Setelah langit benar-benar sudah terang, baru kami melakukan foto bersama, mengabadikan kenangan bersama di puncak Kawah Ijen.

kawah ijen5

kawah ijen6

Pukul 6 pagi kami kembali turun ke bawah. Oya saat turun ke bawah, banyak pemandangan indah yang dapat kita lihat, seperti Gunung Raung yang memiliki ketinggian 3.332 mdpl.

kawah ijen7

kawah ijen8

kawah ijen9

Perjalanan ke Kawah Ijen merupakan salah satu petualangan yang cukup berkesan bagi saya. Jika kalian berkunjung ke Banyuwangi, petualangan ke Kawah Ijen wajib menjadi bagian dari itinerary kunjungan kalian 🙂

 

My Journey: Teluk Hijau (Green Bay) Banyuwangi

Teluk Hijau atau Green Bay Banyuwangi menjadi tujuan wisata saya di hari pertama tiba di Banyuwangi.Teluk Hijau berada dalam areal Taman Nasional Meru Betiri, Sarongan, Pesanggaran, Banyuwangi. Lokasinya berjarak sekitar 90 kilometer dari Kota Banyuwangi.

Teluk Hijau dapat dicapai melalui dua akses. Pertama, melalui Pantai Rajegwesi. Perjalanan dilakukan dengan menyewa perahu. Kedua,melalui jalan darat (trekking) sejauh 2 km dari pantai Rajegwesi yang biasanya ditempuh dalam waktu 1 jam. Saya dan teman-teman mencoba menggunakan pilihan yang pertama, menyewa perahu dari Pantai Rajegwesi. Sewa perahu per orang sekitar Rp 35.000 untuk tiket pp, dan Rp 25.000 untuk tiket sekali jalan (Terkadang ada pengunjung yang pulangnya menggunakan jalan darat (trekking).  Kami memilih mneyewa perahu untuk pp karena cuaca saat itu sedang mendung dan gerimis.

pantai rajegwesi

kapal nelayan di Pantai Rajegwesi

Perjalanan dari Pantai Rajegwesi ke Teluk Hijau ditempuh kurang lebih 7-10 menit. Jika ombak sedang tinggi maka biasanya saat sampai di Teluk Hijau baju kita akan basah terkena percikan ombak dari pantai selatan Jawa. Kebetulan saat saya kesana ombak tidak terlalu besar, jadi celana dan baju saya tidak terlalu basah.

rajegwesi

Menunggu kapal

kapal

Naik ke kapal

Selama perjalanan menggunakan kapal kecil, saya dapat melihat gradasi air laut dari biru ke hijau saat mendekati Teluk Hijau. Selain itu juga saya juga dapat melihat tebing-tebing yang indah di dekat Pantai Rajegwesi.

rajegwesi2

Setelah sampai di Teluk Hijau, kita akan melihat warna air yang hijau, pasir pantai yang bersih dan lembut dan batu-batu karang.

ka

Oya, di Teluk Hijau juga terdapat beberapa kera yang tinggal disana. Hati-hati dengan barang bawaan kita, karena jika tidak waspada, kera-kera tersebut akan mengambil barang bawaan anda. Biasanya mereka tertarik dengan benda benda kecil yang ngejreng warnanya. Kebetulan saat saya bermain-main di Teluk Hijau, ada pengunjung yang dompet warna kuningnya di ambil oleh kera. Untungnya, dengan bantuan penjaga kapal di Teluk Hijau, dompet tersebut dapat diambil kembali.

IMG_1247

Saat saya kesana, pengunjung agak lumayan banyak. Saat saya bertanya dengan penjaga kapal Teluk Hijau disana. Kapal yang mengangkut penumpang pada hari itu hanya ada dua kapal, yang bolak balik mengantar penumpang dari Pantai Rajegwesi ke Teluk Hijau, dan sebaliknya. Menurut bapak pengemudi kapalnya, hingga siang hari dia sudah lebih dari 10x bolak balik mengantar dan menjemput penumpang. Oya, fasilitas kapal menuju dan dari Rajegwesi hanya ada dari jam 07.00 hingga jam 16.00 sore.

IMG_1552

pantai1

pantai2

pantai3

Akhir kata, jika kalian berkunjung ke Banyuwangi, jangan lupa untuk menyempatkan mampir ke Teluk Hijau. Jika tidak saat akhir minggu atau masa liburan, tempat ini sangat sunyi dan cocok untuk menyendiri menikmati view yang indah dari tepi pantai. Serasa di film Cast Away Tom Hank 🙂

My Journey: Sensasi Naik Kereta Api Ekonomi Sri Tanjung Ke Banyuwangi

Saya merencanakan pergi ke Kawah Ijen di Banyuwangi dari Jogjakarta bersama beberapa teman menggunakan transportasi umum. Dari beberapa alternatif moda transportasi umum yang ada, akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan kereta api ekonomi sri Tanjung ke Banyuwangi. Faktor biaya yang relatif lebih murah menjadi salah satu alasan kami memilih menggunakan KA Sri Tanjung, karena saat itu budget perjalanan kami juga tidak terlalu besar, alias cheap trip Backpacker 🙂 Tarif KA Sri Tanjung dari Jogjakarta ke Banyuwangi hanya Rp 96.000. Kalo naik kereta eksekutif, total tarifnya 4x hingga 5x lipat dari tarif KA Sri Tanjung.

KA Sri Tanjung berangkat dari Stasiun Lempuyangan Jogjakarta pukul 07.15 pagi, dan tiba di Stasiun Banyuwangi Baru pukul 21.15 malam. Saat masuk ke Stasiun Lempuyangan, saya agak kaget juga. Ternyata banyak backpacker muda, baik penumpang domestik maupun luar negeri yang naik KA Sri Tanjung juga. Ya, mungkin karena saat itu bulan Juli, waktu libur semester mahasiswa Indonesia dan liburan musim panas bagi turis asing.

kereta 1

KA Sri Tanjung berhenti di 33 stasiun. Cukup banyak juga ya… Stasiun-stasiun pemberhentian KA Sri Tanjung antara lain: Stasiun Klaten, Stasiun Purwosari, Stasiun Sragen, Stasiun Walikukun, Stasiun Paron, Stasiun Barat, Sta Madiun, Stasiun Caruban, Stasiun Saradan,Stasiun Nganjuk, Stasiun Baron, Stasiun Kertosono, Stasiun Jombang, Stasiun Sumobito, Stasiun Mojokerto, Stasiun Sepanjang, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Bangil, Stasiun Pasuruan, Stasiun Probolinggo, Stasiun Tanggul, Stasiun Rambipuji, Stasiun Jember, Stasiun Kalisat, Stasiun Kalibaru, Stasiun Glenmore, Stasiun Sumberwadung, Stasiun Kalisetail, Stasiun Temuguruh, Stasiun Rogojampi, Stasiun Karangasem, dan stasiun terakhir Banyuwangi Baru. (stasiun yang pemberhentian keretanya agak lama adalah stasiun yang namanya di-bold).

kereta 3

Oya, KA Sri Tanjung juga melewati terowongan Garahan sepanjang 90 meter. Sayang KA Sri Tanjung melewati terowongan tersebut saat malam hari, jadi tidak terasa sensasi gelap saat masuk di dalam terowongan karena kondisi di luar juga sudah gelap :).

KA Sri Tanjung yang saya naiki saat itu  berangkat tepat waktu, pukul 7.15 pagi. Karena perjalanan yang ditempuh sekitar 14 jam, saya membawa bantal kecil untuk tidur. KA Sri Tanjung sendiri juga menyediakan fasilitas sewa bantal seharga Rp 5000. Saya beruntung karena mendapat tempat duduk di gerbong yang baru (gerbong 2). Walaupun sama keretanya, gerbong-gerbong KA Sri Tanjung tidak sama kondisi tempat duduknya, Ada gerbong lama dengan tempat duduk model lama yang kurang nyaman jika digunakan untuk perjalanan jauh, karena kursinya agak keras.

Kondisi di dalam gerbong saat berangkat dari Stasiun Lempuyangan cukup dingin, bersih lorong-lorongnya, dan toilet yang bersih. Namun setelah menempuh perjalanan sekitar 8 jam, bau wc terkadang terasa cukup menyengat. Terutama untuk kursi penumpang yang letaknya satu hingga empat bangku dekat toilet. Kalo dari pengamatan saya sih, bau wc yang menyengat lebih banyak disebabkan oleh perilaku penumpang yang tidak tertib saat menggunakan wc, beberapa penumpang malas menyiram setelah menggunakan toilet. :(( Jika ingin ke toilet biasanya saya memanfaatkan moment saat KA Sri Tanjung berhenti cukup lama di beberapa stasiun. Saya lebih senang menggunakan toilet di stasiun daripada di gerbong kereta. Toilet di Madiun yang paling bersih dan bagus menurut saya dibanding toilet lainnya. Mungkin karena toiletnya bangunan baru sih ya. he he he…

Mari tinggalkan pembahasan tentang toilet… Selama perjalanan ke Banyuwangi, gerbong tempat saya duduk cukup ramai suasananya. Banyak anak-anak kecil bermain, orang-orang ngobrol. Ada juga penumpang, baik domestik maupun turis asing yang hilir mudik dari satu gerbong ke gerbong lain, mencoba menangkap pokemon. 🙂

Agar perjalanan saya nyaman selama 14 jam, saya membeli 2 kursi untuk saya sendiri (saya memesan tiket atas nama saya pribadi dan teman kantor, karena satu nama hanya bisa digunakan untuk satu kursi). Toh total harga tiket juga tidak mahal. Jadi saya bisa selonjor di kursi yang relatif lebih sempit dibandingkan kereta eksekutif. Tidur pun jadi lebih nyaman…

kereta 2

Oya, mengenai kursi kereta api. Saat perjalanan ada seorang ibu yang membawa anak, namun menggunakan seluruh kursi (kursi model 3 seat) untuk dia dan anaknya dan menggunakan kursi penumpang lain. Padahal saat saya berangkat kondisi kereta full penumpang. Jadi penumpang yang tersingkir terpaksa pindah ke kursi penumpang lain, duduk dempet-dempetan. Kasihan banget. Sebaiknya sih ibu itu membeli tambahan satu kursi aja seperti saya biar dia+anaknya bisa nyaman dan penumpang lain tidak terganggu.

Untuk makanan, jenis menu yang disediakan di KA Sri Tanjung cukup beragam. Ada nasi goreng, mie, sate, nasi daging. Menu yang disediakan akan berganti saat berhenti di Stasiun Gubeng. Mereka menyediakan nasi ayam pedas, nasi jamur d’cost (merk yang tercantum di plastik pembungkus makanan) . Saya lebih menyukai menu setelah melewati Stasiun Gubeng hingga Banyuwangi yang ala d’cost, karena rasanya lebih enak daripada menu yang disediakan dari Stasiun Lempuyangan hingga Stasiun Gubeng. Harga menu makanan sekitar 20 ribu-25 ribuan. Saya banyak melihat penumpang yang sudah membawa rantang makanan/ bekal sendiri. Ada yang membawa nasi pecel, nasi rames, nasi padang, dll.

Btw, so far perjalanan saya menggunakan KA Sri Tanjung cukup memuaskan. Pelayanan di kereta ekonomi sudah cukup baik. Petugas kebersihan cukup rajin membersihkan gerbong, pelayanan di dalam kereta juga cukup baik. Saya juga bisa bertemu dengan teman-teman baru sesama backpacker dan berbagi cerita mengenai petualangan traveling mereka ke berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Menyenangkan sekali. Hal yang mungkin tidak bisa didapat jika naik kereta eksekutif. Backpacker yang naik KA Sri Tanjung kebanyakan turun di Stasiun Probolinggo (untuk melanjutkan perjalanan ke Bromo ataupun sama seperti kami, turun di Stasiun Karangasem/Banyuwangi baru untuk melanjutkan perjalanan ke Kawah Ijen).

Akhir kata, jika kalian ingin bepergian ke Banyuwangi dari Jogjakarta, mungkin KA Sri Tanjung bisa menjadi salah satu alternatif transportasi umum yang bisa kalian coba. 🙂

Resensi Buku: The World’s Favourite Agatha Christie (Karya Agatha Christie Pilihan Pembaca Sedunia)

agatha christie

Sebagai salah satu penggemar karya Agatha Christie, senang rasanya saat tahu bahwa Gramedia sudah menerbitkan Karya Agatha Christie Pilihan Favorit Pembaca Sedunia. Namun saat membaca cover belakang dari buku tersebut, saya agak terganggu dengan tulisan kalimat pertama di Alinea pertama. Tulisannya: “Untuk memperingati ulang tahun ke-25 Ratu Kriminal Agatha Christie….”.ke-25?? bukannya seharusnya tertulis 125? Kesalahan kecil, tapi cukup mengganggu, apalagi buku ini memang diterbitkan dalam rangka peringatan ulang tahun ke-125 Agatha Christie yang lahir 15 September 1890. Please fix it, Gramedia Pustaka Utama.

Buku ini berisi 3 kisah favorit pembaca karya Agatha Christie yaitu And Then There Were None (Lalu Semuanya Lenyap) yang diterbitkan pertama kali Tahun 1939, Murder on the Orient Express (Pembunuhan di Orient Express) yang diterbitkan pertama kali Tahun 1934, serta The Murder of Roger Ackyord (Pembunuhan Atas Roger Ackyord) yang diterbitkan pertama kali Tahun 1926.

Hasil tersebut berdasarkan polling yang dilakukan oleh sekitar 15.000 penggemar karya Agatha Christie di 100 negara. Kisah And Then There Were None menduduki peringkat pertama (21%), diikuti kisah Murder on the Orient Express (16%), dan The Murder of Roger Ackyord (8%). Senang juga bahwa kisah favoritku, And Then There Were None juga merupakan kisah favorit penggemar Agatha Christie lainnya di seluruh dunia 🙂

Kisah dari tiga cerita tersebut memang berbeda-beda dan tidak terkait satu sama lainnya. Namun bagiku ada persamaan akhir dari ketiga kisah tersebut. Semua pembunuh di tiga kisah tersebut pada akhirnya tidak ada yang ditangkap polisi! And There Were None menceritakan tentang 10 orang yang diundang ke sebuah rumah mewah dan modern di Pulau Negro dan kemudian terjadi pembunuhan beruntun. Murder on the Orient Express menceritakan kasus pembunuhan di Kereta Orient Express yang melibatkan Hercule Poirot dalam pengungkapan pembunuhnya.The Murder of Roger Ackyord menceritakan kasus pembunuhan Roger Ackyord yang melibatkan Hercule Poirot yang berusaha mengungkap pembunuh sebenarnya.

Kisah yang menampilkan Hercule Poirot selalu menarik untuk diikuti (bukan berarti kisah Miss Marple, Tommy dan Tuppence, Ariadne Oliver,Parker Pyne, Harley Quin tidak menarik loh). Cara investigasi mereka juga memiliki keunikan tersendiri 🙂 Sel-sel kelabu Hercule Poirot dalam memecahkan masalah pembunuhan, kepala telurnya, kumis tebal dan simetrisnya, kedetailannya dalam mengamati karakter masing-masing individu sangat unik dan selalu bikin aku penasaran.

Buku ini sangat bagus untuk koleksi bagi penggemar karya Agatha Christie, dan juga sangat bagus untuk dijadikan hadiah bagi teman yang suka dengan karya Agatha Christie karena buku ini dibuat hardcover 🙂

Judul buku: The World’s Favourite Agatha Christie (Karya Agatha Christie Pilihan Favorit Pembaca Sedunia)

Pengarang: Agatha Christie

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun: 2016

Tebal: 622 halaman

My Journey: High Park Toronto

High Park merupakan salah satu taman yang ada di Toronto, tepatnya di 1873 Bloor Street West, Toronto, ON, M6R 2Z3, Canada.. Taman ini memiliki keunikan, yaitu adanya bunga sakura. Pada saat Sakura tersebut berbunga, banyak masyarakat dari berbagai daerah di Kanada yang datang ke tempat ini. Jika ingin menyaksikan Sakura berbunga di High Park, datanglah pada bulan Maret – Mei. High Park tidak terlalu jauh letaknya dari pusat kota Toronto. Dari Union Station di Toronto bisa naik Toronto Transit Commision (TTC) berupa subway ke arah Spadina Station,lalu pindah subway arah High Park.

Presentation1

High Park Toronto sangat luas, sekitar 161 hektar. Di dalam High Park Toronto terdapat taman, danau buatan, kebun binatang, taman bunga, tempat olahraga alam, tempat piknik dan rekreasi.  Sangat menyenangkan jika di Indonesia banyak disediakan ruang terbuka hijau seperti ini di kota-kota besar. Sedih juga ngeliat banyak keluarga menjadikan mall sebagai tempat rekreasi saat weekend di kota besar Indonesia.

IMG_0487

Karena waktu saya agak terbatas, saya hanya mengunjungi tempat bunga sakura. Saaat saya datang, saya melihat orang-orang yang sedang berolahraga, rombongan anak sekolah sedang melakukan kunjungan disana, untuk mempelajari tanaman yang ada di High Park, termasuk anak-anak TK.

IMG_0481

High Park banyak dikunjungi wisatawan dan masyarakat sekitar setiap harinya, entah itu untuk berolahraga, hiking, jalan-jalan, rekreasi. Tempat parkir kendaraan di High Park selalu penuh setiap harinya. Kalo hari libur makin bertambah padat kendaraan yang parkir.

IMG_0423

Jika kalian ingin berjalan-jalan menikmati semua fasilitas yang ada di High Park, kalian harus meluangkan waktu setengah harian. Sayang sekali waktu saya sangat terbatas saat kesana, jadi cuma bisa melihat High Park sekilas saja. Tapi waktu yang singkat tersebut sangat berharga bagi saya.Pemandangan di High Park sangat indah, udara di sana segar dan bersih, dan saya tidak harus ke Jepang untuk bisa menikmati Sakura berbunga 🙂 Selain itu, badan menjadi segar kembali setelah berjalan-jalan sebentar di sana.

IMG_0432

Pengunjung yang menyaksikan sakura berbunga. Di bagian dalam taman jauh lebih indah dan banyak lagi bunga sakuranya….

IMG_0472

Salah satu joging track di High Park

IMG_0447

Bunga sakura